Minggu, 27 Maret 2011

Ejaan yang disempurnakan

A. Penulisan huruf besar

Kesalahan dalam penulisan banyak dijumpai pada pada penggunaan huruf besar. Berikut ini 13 macam ketentuan tentang penulisan atau pemakaian huruf besar di antaranya:

1. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.

2. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Contoh: Adik bertanya, “Kapan ibu pulang?”

3. Huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, Kitab Suci dan nama Tuhan termasuk kata ganti- Nya.

Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Mahapengasih, Quran, hambaMu, hambaNya.

4. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misal: Haji Agus Salim, Imam Syafii, Mahaputra Yamin

5. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.

Misal: Gubernur Suprapto, Menteri Harmoko, Profesor Supono

6. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama orang.

Misal: Dewi Sartika, Ibu Kartini, Armyn Pane

7. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa

Misal: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris

8. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.

Misal:

tahun Hijrah Tarikh Masehi

bulan Agustus hari Senin

hari Galungan hari Natal

hari bhayangkara Proklamasi Kemerdekaan

9. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi

Misal: Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan

10. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi.

Misal:

Dewan Perwakilan Rakyat

Majelis Permusyawaratan Rakyat

Dewan Pertimbangan Agung

11. Huruf besar dipakai semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan keucali kata partikel di, ke, dari, untuk, dan yang tidak berposisi awal.

Misal: Salah Asuhan

Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

12. Huruf besar dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan.

Misal: Dr. = Doktor

Ir. = Insinyur

Ny. = Nyonya

dr. = dokter

Prof. = Profesor

13. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kerabat seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman sebagai kata ganti atau sapaan.

Misal:

Kapan Bapak berangkat?

Itu apa, Bu?

Surat Saudara sudah saya terima

Silahkan duduk, Dik!


B. Penulisan kata turunan

1. Bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.

Misal:

memberitahukan

mempertanggungjawabkan

dilipatgandakan

2. Salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misal:

amoral antarkota

dasawarsa Pancasila

antikomunis mahasiswa


C. Penulisan kata ulang

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Misal: anak-anakan

berjalan-jalan

meja-meja

gerak-gerik


D. Penulisan kata gabung

1. Kata gabung yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya umumnya ditulis terpisah.

Misal:

duta besar

kambing hitam

kereta api cepat

mata pelajaran

persegi panjang

2. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.

Misal:

apabila bumiputra

bagaimana kepada

daripada padahal

matahari


E. Penulisan kata depan

di, ke, dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Misal:

Adiknya pergi ke Surabaya

Bermalam saja di sini!

Ia datang dari Yogyakarta


F. Penulisan partikel

a. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misal: Apakah yang tersirat dalam surat itu?

Bacalah buku itu baik-baik!

Siapakah gerangan dia?

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misal: Saya pun ingin pandai.

Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku!

Kelompok kata berikut sudah dianggap padu benar, sehingga ditulis serangkai:

adapun, andaipun, meskipun, sungguhpun, walaupun.

c. Partikel per yang berarti “mulai, demi, tiap” ditulis terpisah dan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.

Misal:

Harga kain itu Rp 2.000,00 per helai.

Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.


G. Penggunaan tanda baca dan macam-macam tanda baca

Macam-macam tanda baca:

Tanda titik (.)

Tanda koma (,)

Tanda titik koma (;)

Tanda titik dua (:)

Tanda hubung (-)

Tanda pisah (-)

Tanda elipsis (…)

Tanda tanya (?)

Tanda seru (!)

Tanda kurung ( )

Tanda petik (“…”)

Tanda petik tunggal (‘…’)

Tanda ulang (…2)

Tanda garis miring (/)

Tanda penyingkat apostrof (‘)


H. Tanda titik dipakai:

a. Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misal: Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.

b. Pada akhir singkatan nama orang

Misal: Dr. (Doktor) dr. (dokter)

Ir. (Insinyur) kep. (kepala)

c. Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.

Misal:

dkk. (dan kawan-kawan)

Tsb. (tersebut)

d. Pada akhir singkatan nama orang

Misal:

S. Parman

Muh. Yamin

e. Di belakang angka atau huruf dalam surat bagan, ikhtisar atau daftar.

Misal:

III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan

B. Direktorat Jenderal Agraria